Sunday, July 27, 2008

Consultation By Movie 2

Consultation By Movie 2: Quickie Express

Film yg disutradarai oleh Dimas Djayadiningrat, ditulis oleh Joko Anwar dan dibintangi oleh Tora Sudiro (Jojo), Amink (Marley), Lukman Sardi (Piktor), Sandra Dewi (Lila), Rudi Wowor (Jan Pieter Gunarto), Ira Maya Sopha (Tante Mona), Tio Pakusadewo (Theo) dan beberapa pemeran pendukung lainnya ini memang terbilang menarik, bisa dibilang unique. Bagaimana tidak, Jojo yg berprofesi sbg Gigolo Executive menjalin cinta dengan Lila seorang calon dokter anak dari tante girang bernama Mona yg sekaligus customer Jojo yg sangat terobsesi pd Jojo. Lila jg sekaligus anak dari seorang Raja Preman High Class yg terlibat banyak masalah tindak kejahatan, Jan Pieter Gunarto.

Nah, saya tdk akan membahas aksi hot Jojo dgn mamanya Lila, atau membahas bagaimana Jojo yg seorang pekerja tambal ban tiba2 menjadi gigolo dgn bayaran tinggi karena punya 'barang dagangan' gede, atau membahas Marley (Amink), yg, kok bisa2nya juga jadi gigolo? Yg menarik buat saya adalah ketika Pieter, suami tante Mona sekaligus ayah dari Lila, membuntuti Jojo pulang dari hotel tempat istrinya dgn Jojo bertemu. Nah, sesampainya di rumah, Pieter yg dikenal sebgai preman itu tiba2 sudah nongkrong di ruang tamu rumah Jojo. Jojo kaget sekaligus ketakutan. Di scene inilah saya berharap ada tonjok2an atau ancaman Pieter sambil menodongkan pistol. Sayangnya tdk ada. Tapi ceritanya semakin menarik ketika Pieter memberikan sebuah foto laki2 yg mirip dgn Jojo yg ternyata sudah almarhum karena dibunuh, Bram namanya. Tiba2 adegan kembali semakin menarik ketika Pieter memeluk paksa dan menciumi Jojo sambil berkata akan memberikan apa saja buat Jojo asalkan Pieter bisa melampiaskan kerinduannya terhadap Bram kpd Jojo. Kontan Jojo berontak dgn dalih: "saya nggak biasa, oom!". Tapi Pieter yg ternyata gay itu seperti sedang 'tinggi', dia terus menciumi Jojo sambil berkata "... he was love of my life.. i love him.. i miss him.. kiss me.. kiss me..!". Selain scene itu penonton sekali lagi dibuat seperti berkata OMG! (oh my god) ketika di sebuah bahu jalan tol Pieter berterus terang akan pertemuannya dgn Jojo kpd tangan-kanannya, Theo, peranakan ambon yg juga ternyata adalah kekasih Pieter sekarang. Entah cemburu atau keceplosan, Theo berterus terang tentang pembunuhannya terhadap Bram kpd Pieter yg selama ini dia sembunyikan. Dan juga berkata pd Pieter akan mencari dan membunuh Jojo. Pieter jelas2 kaget dan shock mendengar Bram org yg dicintainya dibunuh oleh org yg selama ini menggantikan posisi Bram di hatinya.

Lalu, apa hubungannya konflik Pieter, Jojo dan Theo dgn berita kasus mutilasi yg dilakukan oleh seorang gay bernama Veri Idam Henyaksyah alias Ryan di apartemen Margonda Garden Residence Depok? Nggak ada kaitannya memang. Tapi kasus mutilasi yg dilakukan Ryan ini bisa anda masukkan sebagai scene penambah ttg pembunuhan Theo terhadap Bram yg tdk ada pd film Quickie Express di atas. Ya, sekadar penambah dramatisir saja. Sama2 cemburu, sama2 gelap mata karena tdk mau kekasih gay-nya, Noval, direbut pria lain. Cinta dibumbui cemburu memang dipercaya dpt memperindah cinta itu sendiri. Tapi cemburu sampai2 membunuh org lain? Wah, itu sih nggak bisa ditolerir lagi. Eits... jangan men-judge Ryan dulu hanya karena membunuh pria yg mendekati Noval. Coba deh kalo kita di posisi Ryan yg nyata2 si korban mutilasi bilang sama Ryan rela membayar padanya berapapun asalkan bisa ML sama Noval, secara, Noval akan mempersunting Ryan sebagai 'istri' di Belanda nanti. Ya, meskipun membunuh tdk bisa dikategorikan sbg pengorbanan cinta kpd pasangan, tapi hal itu setidaknya menunjukan bahwa kecintaan Ryan pd Noval bisa dibilang gedeeeee bangeeets. Asalkan jgn ada golok, eeh, udang di balik batu aja, apalagi golok di balik bantal, bisa2 Ryan ngebunuh Noval juga saking telanjur cemburunya. Tapi kayaknya nggak mungkin, secara, si Ryan dan Noval ini sudah ditangani pihak polisi sbg tersangka dan sbg penadah barang2 hasil pembelian barang2 dgn menggunakan credit card si korban. Perkembangan dlm penyelidikan ternyata ada 4 mayat lain ditemukan di sekitar rumah Ryan di Jombang. Dan 5 nama lain yg disebutkan Ryan masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Wuih.... nggak jadi ke Belanda dong, Yan... ?

No comments: