Sunday, July 27, 2008

Consultation By Movie

Consultation By Movie: Radit & Jani

Film yg disutradarai dan ditulis oleh Upi dan dibintangi yg salah satunya oleh Vino G. Bastian (Radit) dan Fahrani (Jani). Film yg bertajuk Brutally Romantic ini terbilang menarik untuk kalangan remaja ke atas buat disimak. Namanya juga Romantic, ya, isinya pure romantic dengan dibumbui kehidupan Radit yg seorang anak band suami dari pasangan muda nan cantik, Jani. Radit memang ber-attitude dgn segala asumsi org2 terhadap anak band yg suka nge-drug, sex bahkan diperparah dgn kebiasaanya mengutil di mini market, nyuri HP, bahkan nekat nyolong barang di rumah ortu Jani untuk sekadar menyambung hidup. Parahnya semua ini tak lepas dari attitude Jani yg tidak jauh berbeda sama Radit. Jani ngerasa cocok saja sama Radit dgn segala kebiasaan dan bad habit-nya mereka berdua.

Kalau boleh dibilang, untuk mencari pasangan yg ngerti kita memang tdk mudah, apalagi di tengah org2 yg men-judge negatif. Tapi kalau melihat mereka ternyata banyak pelajaran juga. Pengorbanan. Kita bisa menjadi bukan diri kita sendiri saat kita merasa mencintai seseorang. Dan itu pernah terjadi pd diri saya sendiri.

Suatu saat saya diperkenalkan dgn seorang pria bernama Abi (nama samaran) pacar teman perempuan saya di sebuah tempat nongkrong. Saya, Indah (nama samaran), Mia (nama samaran juga) datang lebih awal. Kemudian Abi menyusul. Perkenalan di sebuah tempat hangout di salah satu bilangan Bogor ini memang bisa dibilang lucu dan tdk biasa. Biasa, namanya pacaran pasti ada saat2 berantemnya. Waktu itu Indah yg kebanyakan diam terlihat tdk peduli sama Abi. Alhasil Abi jadi kebanyakan mengobrol sama saya. Bahkan untuk menggoda Indah yg sedang ngambek, Abi bisa2nya becanda nyuapin juice alpukat sama saya. Waduh, stres nih org kata saya dlm hati. Saya memang terbilang cuek orgnya, semua candaan Abi saya sambut dgn cuek juga. Apalagi Abi yg berbadan bidang itu lumayan tampangnya. Dari perkenalan itu jadi cukup akrab dgn saya. Singkatnya saya jadi tahu kalau dia itu ternyata bandar ganja kecil2an dan 'minuman' jadi pelariannya kalau lagi banyak masalah. Suatu waktu dgn alasan biar lebih membaur dgn dia, saya kepikiran order ganja sama Abi. Alhasil saya jadi 'pemake' dadakan. Seringnya sih, ya, 'make' berdua sama dia.

Entah kenapa saya jadi teringat sama Abi ketika selesai nonton film "Radit & Jani". Itulah kenapa saya mau menulis semua ini selesai nonton. Karena sedikit banyak Abi sudah memberikan warna pd lika-liku hidup saya. Karena dia pernah menjadikan saya Secret Admire utk beberapa lama. Pertemanan saya dgn Abi tdk jauh beda dgn sebuah pertemanan dua org sahabat sewajarnya: nongkrong bareng, motor2an berdua nggak tahu arah, sampai2 menenggak minuman beralkohol yg sebelumnya tdk pernah saya lakukan. Semua untuk apa? Semua hanya untuk sekadar lebih berebaur sama kehidupan Abi. Salah memang. Tapi itulah namanya pengorbanan untuk jiwa. Pengorbanan pd seseorang yg kita sayangi. Kalau itu bisa dibilang pengorbanan. Selayaknya pengorbanan Radit untuk Jani. Pengorbanan Jani untuk seorang Radit. Saya bukan tipe laki2 yg nekat dan berterus terang akan perasaan saya terhadap Abi. Saya biarkan semua mengalir apa adanya, karena saya tahu sebuah takdir dan takdir saya bukan untuk merusak persahabatan dgn cara berterus terang pd Abi walaupun saya benar2 ingin terus bersama Abi. Saya terlalu berbahagia Tuhan mempertemukan saya dengan Abi. Dan selanjutnya saya hanya menunggu kehadiraan seorang laki2 lain yg Tuhan kirimkan untuk menguji saya lagi ketika akhirnya Abi menikah dengan Indah. Selamat untuk kalian berdua dan terima kasih untuk sejuta kenangan yg telah kalian bagi untuk saya. Dan seperti halnya Radit yg merelakan Jani berbahagia karena merasa tdk bisa memberikan kebahagian padanya untuk menikah lagi dan menjadi suami pria lain.

Bagaimana kalian menanggapi dilema ini? Saya tahu kehidupan saya dan kalian tdk terlalu jauh berbeda. Dan saya tahu di antara kalian ada yg sedang berbahagia karena sudah menemukan laki2 yg mncintai kalian dan bersedia melewati semua permasalahan berdua.




1 comment:

Primera said...

Wauww.. nice one..

I tend to do the same thing..

Banyak berkorban bwt orang yg gw suka. Terlalu banyak malah.

Is it because homosexual tend to be obsessive ? I don't wanna be like that.